Kamis, 08 Juli 2010

Tempat Wisata Waduk Wonorejo


Bendungan/Waduk Wonorejo berada di sebelah barat kota Tulungagung (12 kilometer dari Kota Tulungagung). Waduk yang juga sebagai salah satu terbesar di Asia Tenggara dengan debit 15.000 m3 per detik, berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik, pengairan, perikanan, olah raga air dan tempat rekreasi, yang dilengkapi dengan gazebo, home stay, taman, area pemancingan, speed boad penginapan dan tempat pementasan seni tradisional. Hamparan air bendungan yang tenang dan berwarna biru menyapa siapa pun yang berkunjung ke Bendungan Wonorejo. Suasana sejuk di salah satu bendungan terbesar di Asia Tenggara itu selaras dengan suasana alam sekitarnya yang serba hijau dan rindang. Di kanan-kiri jalan terhampar sawah dan deretan pepohonan.

Waduk Wonorejo tak pelak lagi merupakan “primadona” baru di dunia pariwisata Tulungagung. Sarana pemasok air PDAM Surabaya itu baru diresmikan oleh Wakil Presiden (waktu itu) Megawati Soekarnoputri, pada tanggal 21 Juni 2001.

Pembangunan Waduk Wonorejo dimulai tahun 1992. Untuk keperluan pembangunan itu, sebanyak 995 keluarga telah dipindahkan dari tempat mereka bermukim. Total dana yang dikucurkan untuk proyek ini mencapai Rp 22,049 milyar, ditambah 18,71 milyar yen dana bantuan Pemerintah Jepang. Perusahaan Listrik Negara (PLN), usai pembuatan waduk tuntas, melengkapi dengan membangun jaringan listrik. Total biaya untuk instalasi listrik sebesar Rp 10,9 milyar, plus 577 juta yen dari Pemerintah Jepang.

Bendungan ini memiliki sejumlah fungsi penting. Antara lain, menyediakan air baku untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surabaya sebanyak delapan meter kubik per detik, mengusahakan pembangkit tenaga listrik 6,02 megawatt, mengendalikan banjir bagi daerah seluas 1.479 hektar, dan mendukung irigasi pertanian untuk sawah seluas 1.200 hektar.
Manfaat lainnya adalah untuk masyarakat di sekitarnya. Seperti budidaya perikanan, kawasan sabuk hijau untuk tanaman keras produktif, serta pariwisata.( http://www.pesona-tulungagung.com/ )
Tidak ketinggalan sebagian karyawan Perusahaan Rokok MARDI JAYA Tulungagung bersama keluarganya memanfaatkan hari libur / minggu untuk menikmati keindahan waduk wonorejo guna refreshing dari kepenatan dalam beraktivitas sehari-hari di perusahaan .... sehingga besuknya bisa bekerja lebih baik dan mantap lagi. Semoga Waduk Wonorejo selalu terjaga keindahan, kebersihan dan kenyamannya. dan masih banyak lagi tempat wisata yang berada di kabupaten tulungagung ...... Tunggu posting berikutnya.....................

Rabu, 07 Juli 2010

Selayang Pandang Tulungagung

Tulungagung adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten Tulungagung terkenal sebagai satu dari beberapa daerah penghasil marmer di Indonesia dan terletak 154 km barat daya kota Surabaya, ibu kota propinsi Jawa Timur. Kabupaten Tulungagung dibatasi oleh Kabupaten Blitar di sebelah timur, Kabupaten Trenggalek disebelah barat, kabupaten Kediri di sebelah utara dan Samudra Hindia di sebelah selatan. Secara Administratif, Kabupaten Tulungagung terbagi dalam 19 kecamatan, 257 desa dan 14 kelurahan. Kecamatan tersebut adalah Ngunut, Sumbergempol, Rejotangan, Bandung, Besuki, Boyolangu, Campurdarat, Gondang, Kalidawir, Karangrejo, Kauman, Kedungwaru, Ngantru, Pagerwojo, Pakel, Pucanglaban, Sendang, Tanggung Gunung dan Tulungagung.
dahulu kala Tulungagung terkenal dengan daerah rawa-rawa, yang lebih dikenal dengan nama Bonorowo/ngrowo (rowo/rawa). Bekas rawa-rawa tersebut kini menjadi wilayah kecamatan Boyolangu, Campurdarat, Pakel, Besuki, Bandung dan Gondang. Dalam Prasasti lawadan, terletak di sekitar Desa Wates Kecamatan Campurdarat, yang dikeluarkan pada Jum'at Pahing 18 Nopember 1205 disebutkan bahwa Raja Daha yang terakhir yaitu Sri Kertajaya merasa berkenan atas kesetiaan warga Thani Lawadan terhadap raja ketika terjadi serangan musuh dari sebelah timur Daha. Tanggal tersebut kemudian digunakan sebagai hari jadi Tulungagung. Pada Prasasti Lawadan dijelaskan juga tentang anugrah Raja Kertajaya berupa pembebasan dari berbagai pungutan pajak dan penerimaaan berbagai hak istimewa kepada Dwan Ri Lawadan Tken Wisaya, atau dikenal dalam cerita sebagai Dandang Gendhis. Di Jaman Majapahit, Bonorowo dipimpin oleh seorang Adipati yang bernama Adipati Kalang.
Tulungagung merupakan salah satu sentra lokasi pertanian tembakau yang mayoritas ditanam di daerah-daerah yang dulu rawa-rawa, yang terkenal dengan tembakau kalituri. tidak mengherankan kalau tulungagung juga menjadi sentra industri rokok. Pada tahun 90-an industri rokok hanya ada beberapa saja seperti pabrik rokok retjo pentoeng, cempaka, dan lainya. Akan tetapi setelah tahun 2000-an industri rokok tulungagung mulai bermunculan bahkan hampir mencapai 300 perusahaan rokok. Salah satu perusahaan rokok tersebut adalah Perusahaan Rokok MARDI JAYA Tulungagung.
Selain industri rokok di Tulungagung juga ada kerajinan Marmer dan o­nyx, di Kecamatan Campurdarat, Batik di Tulungagung, Majan dan Kauman. Tenun Perlengkapan Militer dengan standart NATO di Kecamatan Ngunut. Konveksi dan Bordir Garmen, busana muslim, sprei, sarung bantal, rukuh dsb. Ikan Hias yang memenuhi pasar nasional dan eksport. ikan konsumsi ( Perikanan darat dan laut ). Makanan khas tulunguagung antara lain Lodho Ayam, Nasi Pecel, sompil, jajanan seperti kacang Shanghai, geti, jongkong, ireng-ireng, sredeg, cenil, plenggong. Minuman khas seperti kopi cethe, Wedang jahe sere, dawet caon, rujak uyub, beras kencur. Tulungagung adalah base camp ketoprak “Siswo Budoyo”, kesenian kentrung, jaranan, dan reog tulungagung.

disalin dari www.rokok-tulungagung.com